Langsung ke konten utama

kakao

BAB II



TINJAUAN
LITERATUR



Klasifikasi Kelapa Sawit:



Tanaman Kelapa Sawit diklasifikasikan sebagai berikut :



Divisi                : Embryophyta Siphonagma



Kelas               : Angiospermae



Ordo                : Monocotyledonae



Famili               :
Arecaceae



Subfamili          : Cocoideae



Genus               : Elaeis



Species            :
1.E.GuinensisJacq



                           2.E.Oleiofera (H.B.K) Cortes



   3.
E. Odora



Tanaman kelapa sawit termasuk kedalam famili
Palmae dan subkelas Monocotyledoneae. Spesies lain dari genus Elaeis adalah
 yang dikenal sebagai kelapa sawit Amerika Latin. Beberapa varietas unggul
yang ditanam adalah : Dura, Pisifera dan Tenera.



Morfologi kelapa sawit adalah sebagai berikut:                                                            1.Akar                                                                   
Tanaman kelapa sawit memiliki jenis
akar serabut. Akar utama akan membentuk akar sekunder, tertier dan kuartener.                                                                                            



2. Batang                                                                                                                     


Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 20–75 cm. Tinggi
batang bertambah sekitar 45 cm per tahun. Dalam kondisi lingkungan yang sesuai
pertambahan tinggi dapat mencapai 100 cm per tahun.                                                                             

3. Daun                                                                                                              

Susunan daun kelapa sawit membentuk
susunan daun majemuk. Susunan ini menyerupai susunan daun pada tanaman kelapa.
Panjang pelepah daun sekitar 7,5–9 m. Jumlah anak daun pada setiap pelepah
berkisar antara 250–400 helai. Produksi pelepah daun selama satu tahun mencapai
20–30 pelepah.          

                                                                              

4. Bunga                                                                                                           Tanaman kelapa sawit merupakan
tanaman berumah satu. Rangkaian bunga jantan terpisah dengan rangkaian bunga
betina. Umumnya tanaman kelapa sawit melakukan penyerbukan silang.                                                                            

5. Buah                                          

                                                                       Buah terkumpul di dalam tandan. Dalam satu
tandan terdapat sekitar 1.600 buah. Tanaman normal akan menghasilkan 20–22
tandan per tahun. Jumlah tandan buah pada tanaman tua sekitar 12–14 tandan per
tahun. Berat setiap tandan sekitar 25–35 kg.     Secara anatomi buah kelapa sawit tersusun
dari:                                                                    a. Pericarp atau daging buah.
Pericarp terdiri dari:                                                                      - Mesokarp, yaitu kulit luar buah
yang keras dan licin.                                                           - Mesokarp, yaitu bagian daging buah
yang berserabut. Mesokarp merupakan bagian yang mengandung minyak dengan
rendemen paling tinggi.                                                    



b. Biji yang tersusun dari :                                                                                                        - Endokarp (tempurung) yang
merupakan lapisan keras dan berwarna hitam.                  - Endosperm (kernel) yang berwarna
putih. Kernel akan menghasilkan minyak inti atau  palm kernel oil. http://dewi12kartika.wordpress.com/2008/11/18/tanaman-kelapa-sawit/



Nitrogen atau Zat lemas adalah sebuah unsur kimia
dalam tabel periodik yang memiliki lambang N
dan nomor atom
7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa dan
merupakan gas diatomik bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan
unsur atau senyawa lainnya. Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas,
tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya. Nitrogen adalah 78,08% persen dari atmosfir Bumi dan terdapat
dalam banyak jaringan hidup. Zat lemas membentuk banyak senyawa penting seperti
asam amino,
amoniak,
asam nitrat,
dan sianida.



Nitrogen adalah zat non logam, dengan
elektronegatifitas 3.0. Mempunyai 5 elektron di kulit terluarnya. Oleh karena
itu trivalen dalam sebagian besar senyawa. Nitrogen mengembun pada suhu 77K
(-196oC) pada tekanan atmosfir dan membeku pada suhu 63K
(-210oC). http://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogen2009.



Nitrogen (Latin nitrum, Bahasa Yunani
Nitron berarti "soda asli", "gen",
"pembentukan") secara resmi ditemukan oleh Daniel Rutherford pada
1772, yang menyebutnya udara beracun atau udara tetap.
Pengetahuan bahwa terdapat pecahan udara yang tidak membantu dalam pembakaran
telah diketahui oleh ahli kimia sejak akhir
abad ke-18 lagi. Nitrogen juga dikaji pada masa yang lebih kurang sama oleh Carl Wilhelm Scheele, Henry Cavendish, dan Joseph
Priestley
, yang menyebutnya sebagai udara terbakar atau udara
telah flogistat
. Gas nitrogen adalah cukup lemas sehingga dinamakan oleh Antoine
Lavoisier
sebagai azote, bermaksud "tak bernyawa".
Istilah tersebut telah menjadi nama kepada nitrogen dalam perkataan Perancis
dan kemudiannya berkembang ke bahasa-bahasa lain.



Senyawa nitrogen diketahui sejak Zaman
Pertengahan Eropa
. Ahli alkimia mengetahui asam nitrat
sebagai aqua fortis. Campuran asam hidroklorik dan asam
nitrat dinamakan akua regia, yang diakui karena kemampuannya
untuk melarutkan emas.
Kegunaan senyawa nitrogen dalam bidang pertanian dan perusahaan pada awalnya
ialah dalam bentuk kalium nitrat,terutama dalam penghasilan serbuk
peledak (garam mesiu), dan kemudiannya, sebagai baja dan juga stok makanan
ternak kimia.



Hidrida utama nitrogen ialah amonia (NH3)
walaupun hidrazina (N2H4)
juga banyak ditemukan. Amonia bersifat basa dan terlarut
sebagian dalam air
membentuk ion
ammonium (NH4+).
Amonia cair sebenarnya sedikit amfiprotik dan membentuk ion ammonium dan amida (NH2-);
keduanya dikenal sebagai garam amida dan nitrida (N3-),
tetapi terurai dalam air.Gugus bebas amonia dengan atom hidrogen tunggal atau
ganda dinamakan amina. Rantai, cincin atau
struktur hidrida nitrogen yang lebih besar juga diketahui tetapi tak stabil.
Nitrogen merupakan unsur kunci dalam asam amino
dan asam nukleat,
dan ini menjadikan nitrogen penting bagi semua kehidupan. Protein
disusun dari asam-asam amino, sementara asam nukleat menjadi salah satu
komponen pembentuk DNA
dan RNA.



Polong-polongan,
seperti kedelai,
mampu menangkap nitrogen secara langsung dari atmosfer
karena bersimbiosis
dengan bakteri
bintil akar.



Ada 2 isotop Nitrogen yang stabil yaitu: 14N
dan 15N. Isotop yang paling banyak adalah 14N (99.634%),
yang dihasilkan dalam bintang-bintang dan yang selebihnya adalah 15N.
Di antara sepuluh isotop yang dihasilkan secara sintetik, 1N
mempunyai paruh waktu selama 9 menit dan yang selebihnya sama atau lebih kecil
dari itu.



Ada
beberapa fungsi nitrogen pada tanaman adalah sebagai berikut (Anonim,2004c):

1. Nitrogen merupakan suatu bagian dari sel hidup dan bagian utama dari semua
protein,  enzim dan proses metabolik yang
disertakan pada sintesa dan perpindahan energi.

2. Nitrogen merupakan bagian dari kloro_l, pewarna hijau dari tanaman yang        bertanggung jawab terhadap
fotosintesis.



3.   Nitrogen membantu tanaman mempercepat pertumbuhannya, meningkatkan
produksi bibit dan buah serta memperbaiki kualitas daun dan akar.                      



Siklus nitrogen cukup komplek, 79 persen atmosfer
tersusun atas nitrogen bebas dan paling tidak sejumlah yang sama nitrogen
terikat pada litosfer . Resevervoir yang besar ini tidak dapat digunakan secara
langsung oleh tanaman. Pada konteks ini, mikroorganisme memegang peranan
penting.



Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar serabut tanaman
kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa
akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan
aerasi.



Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua
dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya agak mirip dengan
tanaman salak,
hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman
diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah
yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa.



Bunga
jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious diclin)
dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi
penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara
bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.



Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril
sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul
digunakan sebagai tetua jantan.



Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah
tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari
tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan
buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free
fatty acid
) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.



Buah terdiri dari tiga lapisan:



  • Eksoskarp, bagian
    kulit buah berwarna kemerahan dan licin.

  • Mesoskarp, serabut
    buah

  • Endoskarp, cangkang
    pelindung inti



Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma
dan embrio
dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.



Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada
kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan
bakal akar (radikula).



Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik
di daerah tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian
0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim
dengan curah hujan stabil,
2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan
tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan memperngaruhi perilaku
pembungaan dan produksi buah sawit.



Iklim yang baik untuk kelapa sawit yang baik adalah sebagai berikut:



1.   
Secara alami kelapa sawit hanya dapat tumbuh di daerah tropis. Tanaman ini dapat
tumbuh ditempat berawa (swamps) di sepanjang bantaran sungai dan di
tempat yang basah.



2.   
Didalam hutan hujan tropis, tanaman ini tidak dapat tumbuh karena terlalu
lembab dan tidak mendapat sinar matahari karena ternaungi kanopi tumbuhan yang
lebih tinggi.



3.   
Sinar matahari harus langsung mengenai daun kelapa sawit. Lama penyinaran
matahari rata-rata 5-7 jam perhari.



4.   
Angin tidak mempengaruhi pertumbuhan karena bentuk daun yang sedemikian rupa
sehingga tidak mudah dirusak angin.



5.   
Benih kelapa sawit mengalami dormansi (keadaan sementara tanaman) yang cukup
panjang.



6.   
Diperlukan aerasi yang baik dan temperatur yang tinggi untuk memutuskan masa
dormansi agar bibit dapat berkecambah.



7.   
Pada proses perkecambahan diperlukan kelembaban 60-80% dengan temperatur 35ºC.



8.   
Curah hujan tahunan antara 1.500-4.000 mm, optimal 2.000-3.000 mm/tahun.



Media tanam kelapa sawit yang baik adalah sebagai berikut:



1.   
Tanah yang baik untuk budidaya kelapa sawit harus mengandung banyak lempung,
beraerasi baik dan subur.



2.   
Tanah harus berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup
dalam, tidak berbatu.



3.   
Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial yang meliputi tanah gambut,
dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.



4.   
Tanah memiliki derajat keasaman (pH) antara 4-6.



5.   
Ketinggian tempat yang ideal bagi pertumbuhan tanaman kelapa sawit antara 1-400
m dpl.



6.   
Topografi datar dan berombak sampai bergelombang.



7.   
Kelerengan ideal berkisar antara 0 sampai 25%.



 



 



 



BAB III



BAHAN
DAN METODE



1.      ALAT DAN BAHAN



    1. Alat-Alat
      praktikum



Alat-alat yang digunakan antara lain:



-        
Cangkul



-        
Sekop



-        
Meteran



-        
Timbangan



-        
Ember



-        
Gembor



-        
Parang



-        
Polybag



-        
Alat
tulis



    1. Bahan
      Praktikum



-        
Urea



-        
Fungisida



2.      TEMPAT DAN WAKTU PERCOBAAN



Praktikum dilaksanakan dilahan praktikum
Politeknik Tonggak Equator (POLTEQ) di Jl. Perdana, pada saat jam matakuliah
praktikum berlangsung.



3.      METODE PERCOBAAN



Dalam
pembibitan yang pertama yang harus disiapkan adalah penyiapan lahan dan
pembuatan pelindung tanaman biar tanaman kelapa sawit tidak kekeringan dan
mengisi tanah kedalam polybag yang besar, setelah polybag diisi dengan tanah
bibit tanaman kelapa sawit ditanam .Setelah tanaman ditanam lalu disiram denagn
air biar titak kering. Selanjutnya, selama dua minggu sekali tanaman diberi
pupuk urea dan dilakukan penyemprotan dengan fungisida kembali agar tanaman
tidak teserang jamur.



 



 



 



 



 



 



 



 



 



 



 



 



 



 



 



 



BAB IV



HASIL
DAN PEMBAHASAN



1.      HASIL



Setelah melakuakan praktikum
maka didapat hasil berdasarkan presentase pertumbuhan pada pembibitan kelapa
sawit pre nurserry dilahan perdana adalah:



Rumus menghitung presentase
perkecamabahan :



Jumlah benih yang berkecambah x 100 %



Total jumlah benih yang ditanam



22    X 100
%



    22



= 100 %



Data diatas adalah data duminggu setelah tanam.



Pada tanggal 23 juni  2009 data yang didapat adalah sebagai
berikut:



Jumlah benih yang berkecambah x 100 %



Total jumlah benih yang ditanam



19    X 100
%



    22



=  86,36 %



Jadi presentase pertumbuhan tanaman pada minggu tanggal 23 juni 2009 adalah
86,36 %.



 



2.      PEMBAHASAN



Dapat dilihat bahwa tanaman kelapa sawit dalam
pembibitan kelapa sawit dilahan perdana, pontianak menunujukan tingkat
pertumbuhan pada tahap pepmbibitan pre nurserry tumbuh dengan baik. Walaupun
pada minggu berikutnya ada yang mati. Hal ini membuktikan bahwa tanah gambut
dapat dijadikan tempat pembibitan tanaman kelapa sait. Tanaman kelapa sawit
akan tumbuh dengan baik bila mana dalam proses pembibitan yang dilakukan sesuai
dengan rekomendasi pembibitan kelapa sawit. Tetapi ada hal yang terjadi dalam
praktikum dilahan perdan yaitu pertumbuhan tanaman kelapa sawit tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya terjadi.
Hal ini disebabkan karena tanaman kelapa sawit yang ditanam dilahan perdana
tidak mendapatkan perawatan dengan baik hal ini dikarenakan tidak dilakukan
penyiraman setiap hari seperti yang seharunya dilakukan. Penyiraman dilakukan
hanya satu kali dalam dua minggu. Hal ini tentunya mempengaruhi pertumbuhan
dari tanaman kelapa sawit itu sendiri. Tanaman dilahan perdana dilakukan
pemupukan dengan pupuk Urea. Ada beberapa fungsi nitrogen pada tanaman adalah sebagai
berikut:



1. Nitrogen
merupakan suatu bagian dari sel hidup dan bagian utama dari semua protein,  enzim dan proses metabolik yang disertakan
pada sintesa dan perpindahan energi.



2. Nitrogen merupakan
bagian dari kloro_l, pewarna hijau dari tanaman yang        bertanggung jawab terhadap
fotosintesis.



3.   Nitrogen membantu tanaman mempercepat pertumbuhannya,
meningkatkan produksi bibit dan buah serta memperbaiki kualitas daun dan akar.    



Bibit yang telah ditanam di prenursery atau nursery perlu dipelihara dengan
baik agar pertumbuhannya sehat dan subur, sehingga bibit akan dapat dipindahkan
ke lapang sesuai dengann umur dan saat tanam yang tepat.



Pemeliharaan bibit meliputi :



v Penyiraman



v Penyiangan



v Pengawasan
dan seleksi



v Pemupukan



a.Penyiraman



Ø Penyiraman
bibit dilakukan dua kali sehari, kecuali apabila jatuh hujan lebih dari 7 – 8
mm pada hari yang bersangkutan.



Ø Air
untuk menyiram bibit harus bersih dan cara menyiramnya harus dengan semprotan
halus agar bibit dalam polybag tidak rusak dan tanah tempat tumbuhnya tidak
padat.



Ø Kebutuhan
air siraman ± 2 liter per polybag per
hari, disesuaikan dengan umur bibit.



b. Penyiangan



Ø Gulma
yang tumbuh dalampolybag dan di tanah antara polybag harus dibersihkan, dikored
atau dengan herbisida



Ø Penyiangan
gulma harus dilakukan 2-3 kali dalam sebulan, disesuaikan dengan pertumbuhan
gulma.



c. Pengawasan
dan seleksi



Ø Pengawasan
bibit ditujukan terhadap pertumbuhan bibit dan perkembangan gangguan hama dan
penyakit



Ø Bibit
yang tumbuh kerdil, abnormal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus
dibuang.



Ø Pembuangan
bibit (thinning out) dilakukan pada saat pemindahan ke main nursery, yaitu pada
saat bibit berumur 4 bulan dan 9 bulan, serta pada saat pemindahan bibit ke
lapangan.



 



d. Pemupukan



Ø Pemupukan
bibit sangat penting untuk memperoleh bibit yang sehat, tumbuh cepat dan subur.



Ø Pupuk
yang diberikan adalah Urea dalam bentuk larutan



SYARAT TUMBUH TANAMAN KELAPA SAWIT



Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik
di daerah tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian
0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim
dengan curah hujan stabil,
2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan
tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan memperngaruhi perilaku
pembungaan dan produksi buah sawit.



A.   
IKLIM



1.    Secara alami kelapa
sawit hanya dapat tumbuh di daerah tropis. Tanaman ini dapat tumbuh ditempat
berawa (swamps) di sepanjang bantaran sungai dan di tempat yang basah.



2.    Didalam hutan hujan
tropis, tanaman ini tidak dapat tumbuh karena terlalu lembab dan tidak mendapat
sinar matahari karena ternaungi kanopi tumbuhan yang lebih tinggi.



3.    Sinar matahari harus
langsung mengenai daun kelapa sawit. Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam
perhari.



4.    Angin tidak
mempengaruhi pertumbuhan karena bentuk daun yang sedemikian rupa sehingga tidak
mudah dirusak angin.



5.    Benih kelapa sawit
mengalami dormansi (keadaan sementara tanaman) yang cukup panjang.



6.    Diperlukan aerasi
yang baik dan temperatur yang tinggi untuk memutuskan masa dormansi agar bibit
dapat berkecambah.



7.    Pada proses
perkecambahan diperlukan kelembaban 60-80% dengan temperatur 35ºC.



8.    Curah hujan tahunan
antara 1.500-4.000 mm, optimal 2.000-3.000 mm/tahun.



B.   
MEDIA TANAM



1.    Tanah yang baik untuk
budidaya kelapa sawit harus mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan
subur.



2.    Tanah harus
berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam, tidak
berbatu.



3.    Tanah Latosol,
Ultisol
dan Aluvial yang meliputi tanah gambut, dataran pantai dan
muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.



4.    Tanah memiliki
derajat keasaman (pH) antara 4-6.



5.    Ketinggian tempat
yang ideal bagi pertumbuhan tanaman kelapa sawit antara 1-400 m dpl.



6.    Topografi datar dan
berombak sampai bergelombang.



7.    Kelerengan ideal
berkisar antara 0 sampai 25%.



 TIPE KELAPA SAWIT



Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis: E. guineensis
dan E. oleifera. Jenis pertama adalah yang pertama kali dan terluas
dibudidayakan orang. E. oleifera sekarang mulai dibudidayakan pula untuk
menambah keanekaragaman sumber daya genetik. Penangkar seringkali melihat tipe
kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang, yang terdiri
dari:



Dura,



Pisifera, dan



Tenera.



Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga
dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya
besar-besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya
tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang
menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan jantan
Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan
masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya
tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging per buahnya
mencapai 90% dan kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%. Untuk
pembibitan massal, sekarang digunakan teknik kultur
jaringan
.



Anatomi daun

berkas pengangkutnya
menyebar. epidermis tidak mengalami deferensiasi menjadi sel yang panjang atau
pendek, mengandung silica. Stomatanya sebagian besar tetracytic. Jaringan
Mesofilnya mengandung kristal kalsium oksalat. Jaringan mesofilnya biasanya
berbentuk kristal atau prisma. Pada berkas pengangkut daun minor, tidak
ditemukan sel pengangkut floem. terdapat berkas pengangkut, dinding sel
"scalariform".

Anatomi Batang

pada batang tidak terdapat kambium, tetapi tersusun dari jaringan parenkim.
batang juga tersusun dari berkas pengangkut xilem, yang susunannya sederhana
dan "scalariform". susunan dinding selnya juga sederhana.



 



BAB V



KESIMPULAN
DAN SARAN



1.      KESIMPULAN



            Dari
hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa bibit yang telah ditanam di prenursery
atau nursery perlu dipelihara dengan baik agar pertumbuhannya sehat dan subur,
sehingga bibit akan dapat dipindahkan ke lapangan sesuai dengan umur dan saat
tanam yang tepat. 



Dalam pembibitan kelapa sawit hal yang penting
diperhatikan adalah jenis bibit yang akan dipakai.



2.      SARAN



      Dalam
melakukan pembibitan jika mau memperoleh hasil yang optimal maka harus sesuai
dengan rekomendasi pembibitan kelapa sawit yang benar dan tepat. Semoga laporan
praktikum ini berguna bagi yang membaca dan mengunakannya walaupun demikian
penulis sadar bahwa laporan ini masih banyak kesalahan baik isi maupun
penulisan. Semoga sukses.



 



 



 



 



 



 



 



 



DAFTAR PUSTAKA



 



http://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa_sawit.



 



http://www.maksisawit.org/main/index.php?option=com_content&view=

article&id=103:sejarah-kelapa-sawit-di-indonesia-&catid=69:artikel&Itemid=78.



 



Balai Informasi Pertanian. 1984. Penanaman Budidaya kelapa sawit.
Departemen Pertanian.  Ujung Pandang. 10 hal



 



Darmawan, J. Dan Y. Baharsyah. 1982. Fisiologi Tanaman Perkebunan. Institut
Pertanian Bogor. 40 hal



 



Fatmawati dan G. Ginting. 1987. Morfologi kelapa sawit. Dalam Budidaya kelapa
sawit (Elaeis guineensis Jacq) oleh Lubis, A.U, A. Jamin S. Wahyuni dan IR.
Harahap. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Pematang Siantar. Hal 37 – 59.



 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

penyakit tanaman

  KOTA PUTUSIBAU KOTA IMPIANKU BUDIDAYA DAN TUMBUH-TUMBUHAN SERTA LAPORAN TUGAS abcd hubungi saya amaryllis anggrek anglaonema Asrama politeknik tonggak equ... bab1 kelapa sawit bawang merah III. MEMBUKA KEBUN inpara dan inpari inpara, inpari, ciherang dan ... Jahe kakao Jenis komoditi kakao ketik di sini -lambertus ahen 03/10/09 21:58   http://lambertusahen.blogspot.com PENYAKIT TANAMAN  KUBIS PLANT DISEASE SPROUTS OLEH : LAMBERTUS AHEN BY: Lambertus AHEN NIM : B0732009 NIM: B0732009 BUDIDAYA  TANAMAN PANGAN FOOD CROPS CULTIVATION LATAR BELAKANG BACKGROUND Kubis , kol , kobis , atau kobis bulat adalah nama yang diberikan untuk tumbuhan sayuran daun yang populer. Cabbage, cabbage, kobis, or kobis round is the name given to plants popular leaf vegetable. Tumbuhan dengan nama ilmiah Brassica oleracea Plants by scientific name Brassica oleracea L . Kelompok Capitata ini dimanfaatkan daunnya untuk dimakan. L. The group is utilized capitata leaves to

tanaman kakao(theobroma cacao)

BAB I PENDAHULUAN   1.       Latar Belakang             Tanaman Kakao (Theobroma cacao) merupakan komoditi Perkebunan Primadona, hal ini tergambar dari banyaknya permintaan bibit Kakao yang bermutu dari petani/kelompok tani. Hal ini didukung oleh banyak potensi lahan yang cocok secara ekologis untuk tanaman ini disamping harga yang cukup stabil dan baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani/masyarakat pertanian. Sesuai dengan sifat tumbuhnya tanaman Kakao memerlukan pelindung maka dapat dikembangkan pada lahan-lahan yang ada tanaman kelapa, karet, lamtoro sekaligus dalam rangka meningkatkan produktifitas lahan usaha tani. Dalam usaha tani Kakao membutuhkan teknik budidaya yang baik dan benar agar memperoleh produksi yang optimal, juga memperhatikan kondisi lingkungan dan agroklimat di lokasi pembukaan kebun kakao harus sesuai dengan kebutuhan tanaman kakao.             Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satu

Salinan kopi

CHAPTER I INTRODUCTION 1. Background Coffee plants are very familiar plants in the garden area of rural population in Indonesia. If the potential of this powerful we can use it is not difficult to make these commodities become a mainstay in the plantation sector. Just need a little touch of the right technical cultivation, shall we optimistically hope into reality. Coffee is one of the plantation commodity that has a real contribution in the national economy, that is as foreign exchange earners, farmers' income sources, producing industrial raw materials, job creation and regional development. Of the total area of 1302 million hectares in 2005, most (95.96%) worked in the form of smallholders and the remainder (4.04%) worked in the form of large estates. Position indicates that the role of farmers in the development of national economy is still quite dominant. Planting coffee grown mostly Robusta covering 1,191,557 ha (91.5%) and Arabica coffee area of 110,486 ha (8.95%) (