Langsung ke konten utama

Postingan

penyakit tanaman

  KOTA PUTUSIBAU KOTA IMPIANKU BUDIDAYA DAN TUMBUH-TUMBUHAN SERTA LAPORAN TUGAS abcd hubungi saya amaryllis anggrek anglaonema Asrama politeknik tonggak equ... bab1 kelapa sawit bawang merah III. MEMBUKA KEBUN inpara dan inpari inpara, inpari, ciherang dan ... Jahe kakao Jenis komoditi kakao ketik di sini -lambertus ahen 03/10/09 21:58   http://lambertusahen.blogspot.com PENYAKIT TANAMAN  KUBIS PLANT DISEASE SPROUTS OLEH : LAMBERTUS AHEN BY: Lambertus AHEN NIM : B0732009 NIM: B0732009 BUDIDAYA  TANAMAN PANGAN FOOD CROPS CULTIVATION LATAR BELAKANG BACKGROUND Kubis , kol , kobis , atau kobis bulat adalah nama yang diberikan untuk tumbuhan sayuran daun yang populer. Cabbage, cabbage, kobis, or kobis round is the name given to plants popular leaf vegetable. Tumbuhan dengan nama ilmiah Brassica oleracea Plants by scientific name Brassica oleracea L . Kelompok Capitata ini dimanfaatkan daunnya untuk dimakan. L. The group is utilized capitata leaves to

Asrama politeknik tonggak equator pontianak

      Asrama politeknik tonggak equator pontianak.                         Lab. Politeknik tonggak equator ptk.                                         Kantin politeknik tonggak equator ptk.                                                   Anak-anak Asrama POLTEQ

kelapa sawit

BAB I PENDAHULUAN   A. LATAR BELAKANG Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1848, saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari Mamitius dan Amsterdam lalu ditanam di kebun Raya Bogor. Kelapa sawit yang banyak dikembangkan diIndonesia adalah Kelapa sawit Afrika ( Elaeis guineensis ). Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet (orang Belgia). Bididaya yang dilakukannya diikuti oleh K.Schadt yang menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 Ha. Pada tahun 1919 mengekspor minyak sawit sebesar 576 ton dan pada tahun 1923 mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton. Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit maju pesat sampai bisa menggeser domina

Salinan kopi

CHAPTER I INTRODUCTION 1. Background Coffee plants are very familiar plants in the garden area of rural population in Indonesia. If the potential of this powerful we can use it is not difficult to make these commodities become a mainstay in the plantation sector. Just need a little touch of the right technical cultivation, shall we optimistically hope into reality. Coffee is one of the plantation commodity that has a real contribution in the national economy, that is as foreign exchange earners, farmers' income sources, producing industrial raw materials, job creation and regional development. Of the total area of 1302 million hectares in 2005, most (95.96%) worked in the form of smallholders and the remainder (4.04%) worked in the form of large estates. Position indicates that the role of farmers in the development of national economy is still quite dominant. Planting coffee grown mostly Robusta covering 1,191,557 ha (91.5%) and Arabica coffee area of 110,486 ha (8.95%) (

karet

  ketik di sini -lambertusahen@yahoo.com 29/07/09 22:24 Kakao Sumber karet sekarang Pohon karet para pertama kali hanya tumbuh di Amerika Selatan , namun setelah percobaan berkali-kali oleh Henry Wickham , pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara , di mana sekarang ini tanaman ini banyak dikembangkan; sekarang Asia merupakan sumber karet alami. Lebih dari setengah karet yang digunakan sekarang ini adalah sintetik , tetapi beberapa juta ton karet alami masih diproduksi setiap tahin, dan masih merupakan bahan penting bagi beberapa industri termasuk otomotif dan militer . Karet hypoallergenic dapat dibuat dari Guayule . Eksperimen awal dari pengembangan karet sintetis membawa ke penemuan Silly Putty . Karet alami seringkali divulkanisasi , seubah proses yang memanaskan karet dan ditambah belerang untuk meningkatkan "resilience" dan elastisitas. Proses vulkanisasi meningkatkan durabilitas dan penggunaan karet dari 1830-an sampai sekarang. Pengembangan sukses